Bisnis Pertanian: Sudah Waktunya Petani Indonesia Mengedepankan Teknologi Pertanian

 


| Penulis: Ezra Agus Kristianto

Pekembangan teknologi telah mengubah wajah dunia, dari waktu ke waktu teknologi terus dikembangkan. Apa yang bisa dilihat hari ini barangkali dahulu ada yang membayangkan kehidupan yang serba praktis dan tidak banyak membuang energi atau tenaga untuk bekerja.

Saat ini pemanfaatan teknologi ditujukan untuk efisiensi dalam sebuah pekerjaan, dengan hadirnya teknologi waktu yang untuk menyelesaikan pekerjaan menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih cepat atau dengan waktu yang sama hasil pencapaiannya dapat meningkat.

Dari perkembangan teknologi sampai saat ini yang harus disadari adalah adanya perubahan, pekerjaan yang tadinya memerlukan waktu yang lama dan sumber daya manusia yang banyak dapat dikurangi, tidak hanya pola kerja barangkali pola hidup manusia juga ikut berubah.

Dunia pertanian juga seharusnya mengalami kemajuan seiring dengan berkembangnya teknologi. Pemanfaatan teknologi juga harus diberangi dengan pengetahuan yang mumpuni sebab kalau tidak demikian tidak akan memperoleh manfaat yang optimal dari teknologi itu sendiri.

Di Indonesia isu kesejahteraan petani masih terus bermunculan, banyak pernyataan dan anggapan petani-petani belum sejahtera mengingat teknologi semakin berkembang bukan tidak mungkin seharusnya nasib juga menjadi lebih baik. Ditinjau lebih jauh bagaimana hal ini dapat terjadi dan bagaimana respon petani-petani yang ada khususnya di Indonesia.

Banyak negara yang sudah mengembangkan pertanian dengan mengedepankan tekonologi. Jepang bukanlah negara dengan pertanian lahan yang luas akan tetapi sangat maju pertaniannya, bukan hanya teknologi dalam bidang mesin atau mekanisasi pertanian saja pemanfaatan bakteri untuk kesuburan lahan pertama kali dilakukan oleh negara ini.[1] Israel berhasil mengubah lahan tandus sehingga dapat ditanami dengan membuat sistem irigasi tetes.[2] Amerika mampu mengembangkan pertanian mereka dengan teknologi mesin hampir di semua lini dari pengolahan lahan, pembititan, penanaman, panen hingga pasca panen. Negara-negara tersebut hanya sebagian dari negara di dunia yang terus mengembangkan pertaniannya.[3]

Ketika negara di bagian dunia yang lain telah mampu memproduksi hasil pertanian mereka dengan berlimpah, lantas kemana hasil produksinya itu dipasarkan? Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak bahkan menempati urutan ke 4 dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.[4] Jumlah penduduk yang sangat besar ini secara otomatis Indonesia menjadi target pasar yang menarik bagi negara-negara lain di belahan dunia ini untuk memasarkan hasil produksinya salah satunya produk pertanian.

Barangkali inilah menjadikan salah satu tantangan yang harus hadapi para petani kita. Cukup sulit memang tapi barangkali inilah kenyataan pahit menjadi petani di negara ini. Menjadi pengusaha Tani (Petani) akan tetapi tidak dapat menentukan harga pokok produksi sendiri selalu bergantung dengan keadaan pasar sementara pasarnya negara sekalipun tidak mampu menguasainya. Belum lagi masalah pupuk yang seperti siluman kadang sulit didapatkan. Harga mesin-mesin pertanian yang masih cukup tinggi sehingga sulit dijangkau, terlihat banyak kelompok-kelompok tani mengharapkan bantuan traktor dari pemerintah.[5] Mungkin karena alasan pasar inilah kita sering mendapat pengaruh dari negara lain.

“Pasar” adalah faktor penting yang harus yang menjadi fokus perhatian para petani, sebab inilah tempat dimana hasil produksi itu bermuara. Indonesia merupakan negara dengan 2 musim sehingga inilah modal berharga yang di anugerahkan Tuhan atas bangsa kita, karena bukan tidak mungkin petani di negara ini dapat bekerja atau bercocok tanam sepanjang tahun. Jelas masalah sebetulnya bukan masalah produksi yang utama di negara ini, persaingan pasarnya yang menjadi tantangannya. Terus maju terus berkarya petani kita, maju pertanian kita maju Indonesia.


Referensi

[1] (n.d.). www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/majalah-49956022.amp.. Accessed 9 Oct. 2021.

[2] (n.d.). m.merdeka.com/amp/dunia/akal-zionis-di-lahan-tandus.html.. Accessed 9 Oct. 2021.

[3] (n.d.). www.purwakartaonline.com/2020/11/inilah-kenapa-pertanian-di-amerika.html?m=1.. Accessed 9 Oct. 2021.

[4] https://internasional.kompas.com/read/2021/05/23/151939970/5-negara-dengan-penduduk-terbanyak-2021-indonesia-termasuk?amp=1&page=2. Accessed 9 Oct. 2021.

[5] (n.d.). https://www.google.com/amp/s/rembangkab.go.id/berita/bantuan-alsintan-jangan-diakui-milik-ketua-dan-dijual/amp/. Retrieved October 10, 2021.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url