Mengatasi Serangan Hama dengan Sikap Rendah Hati dan Syukur



Serangan hama merupakan tantangan besar yang sering kali menjadi momok bagi para petani di Indonesia. Usaha keras mereka untuk mengolah lahan, menanam bibit, dan merawat tanaman kerap kali harus berakhir dengan kekecewaan akibat kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama. Kerugian ini bukan hanya berdampak pada aspek finansial, tetapi juga melemahkan mental petani, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan sektor pertanian. Dalam artikel ini, kita akan membahas pendekatan berbeda untuk mengatasi tantangan ini, yang melibatkan sikap rendah hati dan keyakinan spiritual.

Serangan Hama menjadi momok yang menyedihkan bagi para petani, bagaimana tidak jerih lelah petani untuk memperoleh hasil yang maksimal setelah mengolah lahan dan menaburkan benih harus kandas karena ulah hama yang menyerang tanaman mereka. 

Dalam kondisi tertentu ketika terjadi serangan hama yang luar biasa dapat mengakibatkan petani pulang tidak membawa hasil apa-apa alias rugi. Kerugian yang didapat para petani tidak semata-mata kerugian finansial tetapi juga melemahkan mental para petani itu sendiri.

Bayangkan saja untuk memulai menanam mereka harus mengeluarkan modal untuk mengolah lahan, membeli pupuk, bibit, dan pestisida mapupun herbisida, sebagian besar petani  masih mengelola lahan mereka sendiri praktis biaya tenaga kerja tidak turut dihitung. 

Barangkali sudah beragam cara dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit  dan kalau melihat realitasnya hama tersebut selalu muncul seiring dengan dimulainya musim tanam. Ketidakberhasilan yang dialami para petani membuat semangat bertani mereka menurun, akibatnya para petani sulit menerima hal-hal baru dalam dunia pertanian.

Sejauh ini penggunaan pestisida baik yang mengandung bahan kimia maupun alami masih dianggap solusi terbaik. Menggunakan pestisida berbahan aktif dari senyawa kimia sudah menjadi tradisi bagi petani karena hal itu dianggap paling praktis. 

Akan tetapi tahukah kita? Bahwa mentalitas petani yang menurun akibat sering gagal panen juga memiliki pengaruh bagi petani untuk menerima hal-hal baru dalam bertani. Petani cenderung tidak mau membuka diri untuk belajar, hal ini menunjukkan sesungguhnya persoalan yang ada di dunia pertanian itu muncul dari dalam diri petani itu sendiri.

Setiap orang yang ingin menjadi petani yang berhasil harus mampu mengembangkan sikap rendah hati. Pribadi yang rendah hati diperlukan bagi para petani, sikap yang dimaksud adalah kerelaan petani untuk mau belajar dari siapa pun mengingat pertanian adalah suatu bidang yang memiliki keterkaitan dengan bidang-bidang usaha yang lainnya.

Berbicara sesuatu yang baru dalam pertanian, berikut ini mungkin hal yang jarang didengar di dunia pertanian. Jurus yang ampuh untuk mengatasi hama yang penulis temukan dalam sebuah tulisan dari buku suci yaitu :

Maleakhi 3:10-12 (TB)  Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.

Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.

Dari tulisan ini dapat dipetik sebuah pelajaran, rasa terima kasih kita sebagai petani kepada Sang Pencipta menjadi faktor kunci dalam kesuksesan bertani. Kerendahan hati untuk mengakui bahwa keberhasilan bukan karena kemampuan bertani yang dimiliki seorang petani itulah jalan utama menciptakan keberhasilan kita. 

Serangan hama memang menjadi ujian berat bagi petani, tetapi solusi sejati tidak hanya berasal dari teknologi modern atau pestisida, melainkan juga dari sikap hati yang benar. Sikap rendah hati untuk terus belajar dan rasa syukur kepada Sang Pencipta merupakan langkah penting menuju keberhasilan. Dengan mengandalkan upaya maksimal dan mengakui peran Tuhan dalam setiap keberhasilan, petani dapat menghadapi tantangan dengan lebih optimis. Bersama-sama, mari kita dukung petani Indonesia untuk mencapai kesuksesan dan mewujudkan pertanian yang maju dan berkelanjutan. 

Maju petani kita, maju Indonesia.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url