Bisnis Pertanian: Pentingnya Petani Memahami Arus Kas

 

Dokpri

| Penulis: Ezra Agus Kristianto

Perlukah petani belajar bisnis dan keuangan? Banyak petani yang masih kesulitan untuk mengakses perbankan atau dalam kata lain meminjam uang di bank.

Dikutip dari liputan6.com, alasan petani tidak dapat meminjam uang di bank karena prosedurnya yang rumit, sedangkan dari pihak bank tidak dapat menyalurkan karena petani tidak punya aset sebagai agunan (jaminan), penghasilan petani dianggap tidak tetap dan tidak ada bukti kepemilikan lahan (sertifikat) [1].

Sebenarnya dari pihak bank sudah memfasilitasi para petani melalui kredit usaha kecil mikro. Kebijakan finansial dari perbankan bagi usaha pertanian sudah sangat baik di mana tingkat suku bunga yang ringan bagi petani. Persoalannya di sini, tidak semua petani memiliki lahan untuk dikelola karena sebagian besar dari mereka adalah petani penggarap yang mengerjakan lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil.

Di sisi lain, petani yang memiliki tanah sendiri rata-rata tanah tersebut merupakan tanah warisan yang kepemilikannya masih atas nama orangtua sehingga hal tersebut mempersulit proses peminjaman di bank.

Terdapat hal mendasar yang barangkali kurang dipahami petani kita dalam menjalankan usaha. Hal tersebut adalah arus kas (cash flow), kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan perusahaan. Penilaian kas dan setara dengan kas adalah sebesar nilai nominal. Kas di perusahaan dapat berupa kas yang ada pada perusahaan itu sendiri (cash on hand) atau kas yang ada di bank (cash in bank) [2].

Arus kas adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran suatu pembukuan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasional, pembiayaan dan investasi [3].

Sederhananya meskipun berprofesi sebagai petani tetap harus mempunyai catatan uang yang keluar dan masuk. Bagaimana caranya? Petani yang ingin berhasil biasanya sangat rajin pergi lahan akan tetapi belum tentu telaten melakukan pembukuan hasil panennya. Cara sederhana yang dapat dilakukan petani untuk melakukan pencatatan uang masuk dan keluar adalah dengan cara menyimpan uang hasil panen di bank.

Lalu menggunakan fitur jasa keuangan untuk berbelanja kebutuhan sehingga setiap transaksi keuangan yang masuk dan keluar akan tercatat secara otomatis di bank. Apabila petani memerlukan laporan keuangan bisa langsung datang ke bank dan mencetak transaksi keuangan yang telah dilakukan.

Mindset yang dibangun oleh petani tidak hanya melihat bertani sebagai sebuah investasi jangka panjang. Sebagai gambaran untuk satu hektar lahan yang akan ditanami cabe keriting membutuhkan bibit 18000 diperkirakan mendapat hasil sebesar 9 ton dengan harga jual 20rb/per kilo keuntungan yang diperoleh 94jt [4].

Bukan hal yang salah melakukan analisis yang demikian, bercocok tanam sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Hal itulah yang menyebabkan pendapatan petani menjadi tidak pasti. Lalu kembali kepada persoalan finansial, bagaimana agar petani bisa memperoleh modal dari perbankan?

Prinsip kerja bank adalah memutar uang nasabah yang disimpan di bank agar orang lain mendapat manfaat, artinya bank berkonsentrasi pada perputaran arus kas.

Sebagai seorang pengusaha tani seharusnya kita juga bisa memiliki pola yang sama yaitu menjaga kesehatan keuangan dengan mengoptimalkan arus kas atau seorang petani harus mempunyai kemampuan memutar uang hasil panen dan strategi bercocok tanam.

Sebagai contoh analisis budidaya cabe di atas dirubah polanya, seorang petani katakanlah punya lahan 1 ha tidak semuanya langsung ditanami serentak tetapi bertahap 1/4 hektar dahulu selang 1 atau 2 bulan berikutnya di tanam 1/4 lagi begitu seterusnya. Nantinya setiap bulan petani tersebut akan mendapat penghasilan.

Alasan lain, kenapa luasan lahan tanam perlu dipertimbangkan karena ketika panen melimpah harga jual justru akan cenderung turun, komoditi hasil pertanian juga tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama di sisi yang lain resiko gagal panen akan menurun.

Pelaku usaha tani juga seharusnya menyimpan pendapatan dari bertani mereka di bank dan melakukan transaksi keuangan melalui jasa perbankan. Dengan demikian, perputaran uang pelaku usaha tani dapat diketahui oleh bank.

Lembaga keuangan pasti membutuhkan data calon nasabah terutama catatan keuangan karena dari situ dapat diketahui bagaimana nasabah menjalankan kegiatan usahanya. Ibarat orang yang mau kawin kan perlu saling mengenal dan terbuka demikian juga sebelum melakukan akad kredit dibutuhkan kepercayaan terlebih dahulu.

Dengan memahami cara kerja arus kas, meskipun petani tidak memiliki jaminan, ataupun hanya petani penggarap masih ada jalan untuk memperoleh modal. Tabungan di bank dalam bentuk deposito dapat dijadikan jaminan.

Pemerintah telah mempunyai kebijakan untuk mempermudah fasilitas kredit kepada masyarakat, seperti di Jawa Tengah melalui Bank Jateng. Pemprov mendorong masyarakat untuk menabung dan menjadikan tabungan memiliki manfaat bagi pemiliknya, dengan menjadikan tabungan sebagai jaminan kredit tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku [5].

Catatan lain yang perlu diingat bagi para pelaku usaha tani untuk mengurangi resiko gagal, memulai usaha tidak bisa 100% dari meminjam. Pinjaman sebaiknya digunakan untuk mengembangkan usaha. Pertanian merupakan bidang pekerjaan yang begitu kompleks terdapat budidaya, manajemen, bisnis, dan ending-nya juga tentang uang.

Pada akhirnya menjadi petani bukanlah pilihan pekerjaan yang buruk sebaliknya bisa menjadikan kita orang yang hebat apabila tidak berhenti untuk terus belajar.

Tetap semangat terus berkarya, maju petani kita, maju Indonesia.

Sumber rujukan:

[1] https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3952761/petani-masih-sulit-dapat-akses-modal.

[2] Arief Sugiono dkk. 2010. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Jakarta: Grasindo. hlm.149.

[3] Sofyan Syafri Harahap. 2006. Analisisi Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. hlm 257. [4] http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88775/ANALISA-USAHA-TANI-CABE-KERITING/ [5] https://www.bankjateng.co.id/semua-tabungan-di-bank-jateng-bisa-jadi-agunan-kredit/

***

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url