Bisnis Pertanian: Kemampuan Membangun Pasar

Dokpri

| Penulis: Ezra Agus Kristianto

Generasi muda adalah harapan masa depan negeri ini. Di pundak generasi mudalah ujung tombak kemajuan berbagai sektor yang mempengaruhi perkembangan bangsa ini, seperti di sektor ekonomi, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan pertanian. Salah satu sektor yang nantinya akan menggebrak anak-anak muda supaya mampu bersaing dengan dunia secara global adalah pertanian.

Seperti di kutip dari merdeka.com bahwa:  

“Generasi muda dinilai memiliki kemampuan daya jelajah yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, generasi muda diharapkan tidak ragu untuk menjadi seorang petani. Mengingat pemerintah telah menyediakan akses pasar dan layanan fasilitas sarana prasarana yang cukup lengkap” [1].

Adapun keunikan yang perlu dicermati dari membangun bisnis pertanian terdapat pada proses produksinya yang sangat dipengaruhi oleh faktor alam, kestabilan politik, selera konsumen, dan masih banyak lagi. Hal ini merupakan tantangan bagi para penggiat bisnis dari hasil produksi pertanian.

Cerita ini dimulai pada waktu pertama kali saya mengikuti kelas perkuliahan mata kuliah bisnis di Fakultas Pertanian Universitas Swasta di Salatiga, dosen pengajar pada waktu itu memberikan sebuah pertanyaan sebagai pembuka kelas. Pertanyaan yang cukup sederhana, beliau bertanya kepada kami “apa itu bisnis?”

Menariknya bahwa jawaban seluruh peserta mata kuliah tersebut dianggap kurang tepat oleh sang dosen. Mungkin bukan salah akan tetapi konsep bisnis bagi para mahasiswa pada waktu itu berbeda dengan konsep sang dosen.

Kebanyakan para mahasiswa berpendapat bahwa bisnis adalah upaya mencari keuntungan yang sebesar-besarnya sedangkan sang dosen beranggapan bahwa bisnis itu adalah bagaimana membangun pasar seluas-luasnya. Sontak hal tersebut membuat peserta kelas hening, dan mencoba merenungkannya.

Sebagai ilustrasi misalnya komoditi timun di pasar dihargai Rp 2000,-/kg akan tetapi apabila kita mampu memasarkan kepada para pedagang maka untungnya akan menjadi besar.

Sayangnya yang terjadi di lapangan hari-hari ini, para pengiat bisnis pertanian hanya terfokus kepada budidaya dan segudang persoalan lainnya. Mungkin sejenak kita perlu menganalisa kembali konsep bisnis yang kita gunakan.

Saya akan memberikan sebuah contoh sederhana dari tanaman timun. Menanam timun pada umumya dipasang lanjaran untuk merambatkan tanaman timun agar hasil produksinya maksimal, tetapi sebenarnya ada metode lain di mana tidak perlu dipasang lanjaran dan membiarkan tanaman timun tersebut merambat secara alami.

Metode ini terbilang cukup sederhana/konvensional dan juga hemat biaya namun sering kali dianggap tidak memberikan hasil yang maksimal dan dapat menyebabkan penurunan pendapatan.

Apakah benar demikian? Sebenarnya kuncinya ada pada strategi untuk memenangkan pasar. Pembeli adalah raja begitulah hukumnya, selera konsumenlah yang menjadi penentunya. Kebanyakan konsumen lebih menyukai jika sayur-sayuran itu muda karena rasanya yang lebih enak.

Dengan demikian, lakukan pemetikan pada usia buah yang masih muda sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan selera konsumen. Jadi meskipun metode yang digunakan sederhana seperti contoh di atas, namun apabila hal tersebut bisa memenuhi selera konsumen maka keuntungan yang didapat akan lebih maksimal.

Suatu produk hasil komoditi pertanian yang sesuai dengan selera konsumen akan jauh lebih mudah diterima pasar daripada metode budidaya yang sangat kompleks namun hasilnya tidak sesuai dengan selera konsumen.

Untuk itu, teman-teman penggiat bisnis pertanian ataupun teman-teman yang baru akan memulai menjadi penggiat bisnis pertanian hal pertama yang perlu dilakukan adalah menganalisa pasar terlebih dahulu sehingga dapat merancang konsep budidaya yang tepat dan mampu menjawab selera serta kebutuhan konsumen.

Jangan pernah menyerah, teruslah belajar, maju terus para penggiat bisnis pertanian karena majunya kita adalah majunya Indonesia.

Rujukan:

[1] https://www.merdeka.com/uang/generasi-muda-diajak-tekuni-bisnis-pertanian-ini-sederet-keuntungannya.html

***

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url